Oleh : Shaleh Muhammad
Dibalik Kemerdekaan ada Kesengsaraan
Diposting oleh ZonaQuarles
Satu Celana untuk Satu Minggu
Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,tentunya
menjadi keinginan bagi semua orang tua untuk putra-putri mereka. Demi masadepan
yang lebih baik.Baik dari keluarga yang mampu atau yang kurang mampu. Sedikit
saya ingin menceritakan perjuangan dan pengalaman saya hingga bisa terdaftar di
Uiniversitas Islam Negeri (UIN) Alauddin ini.
Berasal dari keluarga yang kurang mampu membuat rasa tanggung
jawab saya terhadap masa depan dan keluarga sangat besar. Mendengar
sahabat-sahabat saya yang riuh
membincangkan dimana mereka akan kuliah, kala itu masih kelas III SMA .
Menimbulkan Sejuta pertanyaan dalam benak saya, orang tua saya orang miskin apa
bisa saya juga lanjut kuliah?.
Seiring waktu berlalu akhirnya orang tua saya sepakat untuk
mengirim anaknya yang pusingakan masa depan ini, ke kota dimana disana ada
rumah kerabat bisa menjadi tupangan tidur. Saya didaftarkan oleh om yang
rumahnya tempat menumpang saya , di Universitas Al-Asyariah Mandar (Unasman) tepatnya di Kabupaten Polewali Mandar(Polman)
Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).Saya memilih jurusan yang benar membuat saya
pusing, yaitu Matematika.
Setelah waktu berjalan, saya sudah menjadi mahasiswa di
Unasman . Tapi setiap saya berhubungan dengan teman saya ada yang
mengganjal di hati saya. Yang membuat
saya resah adalah semua teman saya dari SMA dulu tidak ada yang Kuliah di
Sulbar,semuanya diluar daerah. Ada yang di Makassar ada yang di Jawa, tentunya
saya termotivasi untuk kuliah di luar daerah juga .Dalam hati saya” ya kalau
tidak sanggup di Jawa di Makassar saja”.
Setelah selesai Ujian akhir semester II di Unasman saya memutuskan untuk pergi ke Makassar
mendaftar ulang sebagai Mahasiswa
baru(Maba) di UIN Alauddin Makassar.
Setelah dua kali saya mendaftar akhirnya saya lulus pada jurusan Jurnalistik.
Jurusan yang saya tidak pernah kenal sama sekali dan akhirnya membuat saya jatuh cinta.
Seperti biasa, waktu sudah cepat berlalu dan membuat saya
sebagai Maba resmi di UIN Alauddin Makassar.Saya menjalani kehidupan sebagai
mahasiswa UIN Alauddin sangat sederhana dibandingkan dengan teman-teman yang
lain.Melihat kondisi keluarga saya yang kurang mampu membuat semangat dalam
diri untuk belajar dengan baik.
Saya tinggal di salah satu Pondok di sekitar Kampus II UIN
Alauddin, setiap pagi saya harus berjalan kaki kurang lebih 1 km dan sudah
pasti juga terik Matahari menjadi sahabat setiap pulang dari Kampus. Beginilah
hidup dirantau orang semua serba kekurangan atau terkadang sama sekali tidak ada.
Saya sangat bersyukur sama yang Kuasa karena saya bisa lanjut
kuliah walau kondisi materi keluarga tidak mendukung.Setiap pulang dari Kampus
saya takut dengan hujan, saya takut celana yang satu-satunya basah dan itu bisa
membuat saya tidak kuliah esok harinya.Sering orang tua menelfon dan mananyakan
keadaan tapi saya harus berbohong, karena saya tau walupun saya bilang saya
kekurangan ini atau itu pasti orang tua saya menderita lagi mencari uang.”lebih
baik saya yang memakai satu celana dalam satu minggu daripada orang tua susah
payah cari rezki”.gumanku setiap mencuci celana kesayangan sekaligus
satusatunya itu.
Saya berangkat dari kampung hanya membawa tiga lembar celana
panjang, dan keduanya itu sedah robek , mungkin karena sudah tua.kadang juga
saya berpura-pura sakit lutut kepada Dosen karena saya mengikat lutut
sayadengan sapu tangan yang dimana celana saya robek.
Inilah Sedikit kisahku Dalam Menuntut Ilmu di Rantau orang. (Shaleh Muhammad)
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.