Selamat Datang di Blog Saya. Salah Satu Blog Jitu yang Akan Menyajikan Karya Tulis,Fothography,dan Cinematoghraphy Semoga Dapat Membantu Anda,Terimakasih.

Jangan Puas Dalam Berkarya, Disinlah Dunia kita Bukan Milik Mereka

Dibalik Kemerdekaan ada Kesengsaraan


Oleh : Shaleh Muhammad

 SR media - azan subuh berkumandang tanda telah tiba saatnya untuk melaksanakan kewajibannya, dari kejauhan nampak sosok ibu yang mulia sedang berjalan menuju sungai kecil di samping rumahnya, untuk mengambil air wudhu. Setelah itu dia melanjutkan dengan pulang kerumah lalu sholat subuh bersama  keluarganya.Fajar pun menyingsing di ufuk timur, pertanda bahwa semua pekerjaan sudah menantinya. Pertama sang ibu yang berbudi luhur ini harus mempersiapkan sarapan untuk suami yang ingin berangkat ke kebun, dan untuk anak bungsunya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Dia juga tidak henti-hentinya berdoa untuk kedua anaknya yang berada jauh di rantau orang untuk menuntut ilmu.Berada jauh dari keramaian kota sudah menjadi teman akrabnya, disaat ia harus melaksanakan kewajibannya untuk membagikan ilmu di salah satu sekolah dasar di desanya. Banyak hal yang tidak harus dirasakan oleh seorang wanita parubaya ini tapi lagi-lagi harus dia lewati demi tugas mulianya. Beratnya medan jalanan menuju tempat dia mengajar adalah salah satu kendala utama yang hari –hari ia lalui. Keadaan inilah yang menyebabkan sarana transportasi tidak lancar sehingga harus berjalan kaki, mendaki dan menuruni gunung sejauh tiga kilo meter agar bisa sampai di sekolah dimana dia mengajar. Apalagi kalau hujan sudah turun akses jalan kaki pun tertutup.Perjuangan ibu ini masih panjang, mulai dari fasilitas sekolah yang seadanya dan tenaga pengajar juga sangat sedikit di sekolah tempat dia bertugas. Setiap dia sampai di sekolah dia harus bersabar menghadapi semua keadaan di sekolahnya.
Kendala pertama dia harus menuggu murid-muridnya tiba di sekolah. Keadaan seperti ini tidak bisa membuat dia memaksakan murid-muridnya agar datang cepat,karena melihat kondisi dimana ada diantara muridnya tinggal jauh dari sekolah diakibatkan orangtua mereka yang sering berpindah–pindah tempat untuk berkebun.Setelah selesai melakukan tanggung jawabnya di sekolah dia pun langsung bergegas untuk pulang bersama anak bungsunya karena takut hujan akan segera turun. Sesampai di rumah dia langsung Sholat Dzuhur setelah itu mempersiapakan makanan untuk keluarga terutama suami yang akan segera pulang dari kebun. Walaupun sesekali, jika suaminya cepat pulang di mengurus sendiri makanan untuk makan siang. Setelah itu dia beristirahat sejenak sebelum pekerjaan selajutnya memanggil.Semua aktifitas ibu ini sangatlah melelahkan, apalagi dia berada jauh dari pusat kota kecamatan dan kabupaten. Ibu yang tak kenal lelah ini berasal dari keluarga yang pas-pasan,  dia mempunyai 2 orang kakak dan 5 orang adik. Berangkat dari Latar belakang orang tua yang berprofesi sebagai petani. Tentunya untuk melanjutkan hidup, butuh semangat dan perjuangan yang keras demi kelangsungan hidup. Anak  ke tiga dari pasangan Alm. Muhammad Syafei Syukur dan Siti Marwiah ini lahir di sebuah desa kecil yaitu Saludurian tepatnya di Kecamatan Mambi Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi barat pada 17 Agustus 1973. Bersabar adalah senjata terampuh untuk Ernawati dalam menjalankan tugasnya. Entah kapan dia merasakan kemerdekaan Negaranya yang katanya Sudah merdeka lebih dari setengah abad silam. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.